Selamat Datang

"Dunia adalah ladang untuk kampung akhirat"

Himbauan

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Tulisan dalam blog ini boleh dicopy-kan dan disebarkan, karena tulisan ini sebenarnya juga diambil dari banyak sumber yang terdapat di dunia Maya dan beberapa tulisan penulis sendiri. selama niatnya untuk mengajak kepada yang ma'ruf dan menolak segala kejahatan maka selama itu pula pahala bagi orang-orang yang menyebarkannya.

"Fastabiqul Khairat"

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
(al-Imran 3:104)

Selasa, 29 Maret 2011

Menumbuhkan Kesadaran Iman

Manusia yang diberi anugerah akal oleh Allah Subhannahu wa Ta’ala, sehingga dengannya ia lebih mulia dan lebih istimewa dibanding makhluq yang lain, seharusnya mempunyai kesadaran imani yang tinggi, menyadari bahwa alam semesta beserta isi-isinya adalah ciptaan Allah dan milik-Nya semata, termasuk di dalamnya adalah manusia itu sendiri (Baca: Rububiyah Allah). Manusia harus sadar betul, bahwa dirinya adalah merupakan salah satu ciptaan Allah dan milik-Nya. Manusia tidak pernah merencanakan keberadaan dan kehidupannya di dunia ini, dan sebagaimana ketika ia telah hadir di dunia ini pun, tidak pernah merencanakan pula kematiannya. Allah sang Pencipta yang telah merencanakan semua itu.
“Dialah yang telah menciptakan kematian dan kehidupan, supaya Dia menguji kalian, siapa diantara kalian yang lebih baik amalnya”. (Al-Mulk: 2)
Kesadaran akan kepemilikan Allah terhadap diri manusia akan melahirkan sikap yang sangat mulia, yaitu:
  1. Rasa Tunduk dan Patuh kepada Allah Sang Pemilik yang Telah Menciptakannya.
Ketika seseorang mengetahui, bahwa dirinya berada dibawah kepemilikan dan kekuasaan Allah, dan menyadari, bahwa Allah menciptakan dirinya agar menjadi hamba-Nya dan menghambakan diri (beribadah) kepada-Nya semasa hidupnya, maka hidup di atas ajaran (syari`at)Nya sebagaimana petunjuk rasul-Nya, patuh dan tuduk kepada Allah Sang Pemilik adalah segala-galanya dan merupakan keniscayaan yang tidak bisa ditawar.
2. Merasakan Keagungan dan Kebesaran Allah Subhannahu wa Ta’ala yang Tampak Pada Dirinya dan Pada Alam Semesta.
Alam semesta dengan segala keajaiban-keajaiban yang ada padanya dan manusia yang merupakan makhluk yang sangat unik bila dibanding dengan makhluk lainnya adalah menunjukkan betapa agungnya Allah, betapa besar kekuasaan-Nya, betapa luas pengetahuan-Nya, betapa sempurnanya Dia dan betapa besar karunia-Nya. Keagungan dan kebesaran Allah yang menghiasi hati manusia akan tampak pada kelumit kedua bibirnya, seraya menyadari kenyataan ini dengan mengucapan,
“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini semua dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka”. (Ali Imran: 191)
Dari kesadaran ini ia merasakan kerendahan dirinya, kelemahan dan kerapuhannya di hadapan Allah. Maka dari itu ia merasa, bahwa manusia semua adalah sama seperti dirinya, milik dan ciptaan Allah Subhannahu wa Ta’ala tidak lebih dari itu, dan dalam pandangannya, manusia yang paling mulia adalah dia yang paling bertaqwa di hadapan Allah. Keagungan dan kebesaran Allah yang ia rasakan benar-benar telah menjadikan dirinya tawadhu’ (bersikap rendah hati) terhadap sesama makhluk Allah, membuat dia merasa bersaudara, mendorongnya untuk saling menolong. Tidak terlintas sedikitpun di dalam benaknya rasa sombong terhadap orang lain, karena memang tidak ada yang pantas ia sombongkan, karena ia tahu, bahwa semua apapun kelebihan yang ada pada dirinya adalah karunia dan pemberian dari Allah Subhannahu wa Ta’ala.
Bahkan lebih dari itu, ia benar-benar merasakan bahwa Allah selalu melihatnya, mengetahui perbuatannya, mendengar segala ucapannya dan mengetahui jalan fikirannya, juga kondisi batinya. Kesadaran ini pada gilirannya membawa dia kepada sikap muraqabah dan hati-hati dalam berbuat, berkata dan bertindak.
3. Rasa Syukur dan Terimakasih atas Segala Karunia yang Telah Dia Berikan Padanya.
Bagi mereka yang sadar akan kepemilikan dan kebesaran Allah serta keagungan karunia-Nya yang ia rasakan akan membuatnya sadar, bahwa tanpa karunia dari-Nya ia tidak akan hadir di muka bumi ini dan tidak akan merasakan betapa kehidupan ini adalah ni`mat dan karunia dari-Nya. Oleh karenanya, mengakui Pemberi karunia, rasa syukur dan ucapan-ucapan terima kasih kepada-Nya akan selalu tampak dalam sikap dan ucapannya, seperti yang tergambar pada sosok hamba paripurna, Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam,
“Ya Allah, apapun kenikmatan yang ada padaku pada pagi ini, atau ada pada siapu pun di antara manusia, maka itu semua berasal dari-Mu semata, tiada sekutu bagi-Mu. Maka hanya bagi-Mu lah segala pujian dan segala kesyukuran”
” Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku (Pencipta, Pemilik dan Pengaturku), tiada sembahah yang berhak disembah selain Engkau. Engkaulah yang mencip-takanku, dan akupun menjadi budak-Mu, dan aku tetap berpegang teguh kepada janji-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang telah aku lakukan; aku mengakui semua karunia-Mu kepadaku, dan aku menga-kui pula dosa-dosaku, maka ampunialah aku. Sesungguhnya tiada yang mengam-puni dosa selain Engkau”.
Do`a dan dzikir yang beliau ucap-kan itu menunjukkan betapa tingginya kesadaran Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam akan kerububiyahan Allah Subhannahu wa Ta’ala atas dirinya dan atas alam semesta ini (kedua do’a di atas adalah di antara sebagian dzikir pagi dan sore yang warid).
Sebaliknya, ketika manusia tidak sadar akan kepemilikan Allah atas alam semesta dan dirinya, maka lahir sikap dan sifat yang sangat tercela, seperti: sombong, angkuh dan kufur. Dari sinilah lahir berbagai macam penyakit ruhani dan penyakit-penyakit sosial yang sangat berbahaya.
Tidakkah orang yang angkuh dan sombong itu merasa dirinya adalah segala-galanya, tidak ada yang menandinginya, dan memandang orang lain rendah! Lalu dari situ ia berkeinginan agar orang lain menyanjung dan tunduk kepadanya?! Jangan engkau berharap ia tunduk dan patuh kepada manusia seperti anda, kepada Allah sang Pemilik dan Pencipta saja ia tidak mengakui dan tidak menyadarinya!
Lihatlah sosok manusia angkuh nan sombong yang diabadikan kisah-nya oleh Allah di dalam al-Qur’an untuk dijadikan sebagai `ibroh dan pelajaran. Dialah Fir`aun yang memproklamirkan diri sebagai tuhan dan memaksa rak-yatnya agar menyembah kepadanya. Fir`aun benar-benar telah melampaui batas. Dia tidak sadar, bahwa dirinya adalah milik dan ciptaan Allah yang sangat terbatas dan lemah, tidak dapat menghindarkan dirinya dari kematian! Kealpaan dari kesadaran akan kepemilikan Allah dan kekuasaan-Nya dari dirinya telah menyeretnya kepada tindakan merampas hak-hak prerogatif Allah Subhannahu wa Ta’ala. Ia buat atauran-aturan, lalu ia paksa manusia yang tidak berdaya untuk mematuhinya, termasuk keharusan menyembah dan mengagung-agungkannya. Dan jika mereka tidak mau tunduk, maka pedang terhunus selalu siap memenggal leher kepalanya.
Sesungguhnya banyak sekali manusia, kecuali orang yang dilindungi Allah, yang tidak menyadari kenyataan ini, berjalan di permukaan bumi tidak merasa dimiliki Allah, tidak sadar bahwa Allah mengetahui dan melihat seluruh apa yang ia lakukan, dan akan membalasnya nanti di akhirat. Akibat-nya, ia diperbudak oleh hawa nafsu, senang melakukan kemaksiatan dan perbuatan dosa, meninggalkan shalat, enggan bertobat dan berbuat kebajikan.
Untuk itu, sadarlah wahai manusia! Sesungguhnya jasad kita amatlah rapuh bila dibandingkan dengan makhluk lainnya, seperti batu, tanah dan lain-lain. Keistemewaan kita dari makhluk yang lain hanyah terletak pada akal kita. Akal kita pun sangat terbatas kemampuannya bila dibandingkan dengan kekuasaan Allah Subhannahu wa Ta’ala. Maka, jangan anda tertipu dengan kecerdasan akal yang ada pada diri anda. Jangan sekali-kali anda menjadi congkak, sombong dan keras kepala karena akal dan nafsu anda, lalu tidak beriman kepada Hari Kiamat, karena anda pandang tidak masuk akal anda, sebagaimana teguran Allah,
“Dan apakah manusia tidak memperhatikan, bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), lalu tiba-tiba ia menjadi penentang yang nyata!”. (Yasin: 77)
Mereka adalah manusia-manusia yang lupa akan asal kejadiannya, dan lupa pula ke mana akhir dari kehidupannya. Mereka tidak percaya kalau Allah akan membangkitkan dan menghidupkannya lagi, sebab menurut persangkaan dan akal tidak mungkin tulang belulang yang telah lebur akan hidup lagi, mustahil! Dengan congkaknya mereka menyanggah Allah, sebagaimana telah difirmankan:
“Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan ia lupa pada kejadian dirinya; ia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?”. (Yasin: 78)
Maka Allah pun memberikan jawaban yang telak untuk mereka, “Katakanlah, ia akan dihidupkan oleh Rabb yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk”. (QS. 36:79)
Maka kini giliran manusia yang harus menjawab pertanyaan dari Allah,
“Dan bukankah Rabb yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu?
Kalau manusia masih belum mau tahu juga, maka Allah telah memberikan jawaban yang begitu gamblang,
“Benar, Dia berkuasa dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui” (QS. 36: 81)
Tunduk dan patuhlah kepada Allah yang telah memberikan kehidupan kepada kita, berimanlah kepada apa yang ia firmankan dan kepada apa yang disabdakan oleh Rasul-Nya. Ingatlah, usia kita bukan makin bertambah, melainkan makin berkurang; dan dengan begitu kematian segera akan menjemput untuk dihadapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa Pemilik segala-galanya. Dan kalau ada manusia yang tidak mau tunduk kepada Allah, maka suatu saat dia pasti akan tunduk terhadap salah satu ciptaan Allah, maut! Baik dengan terpaksa maupun sukarela. Jika seluruh manusia tunduk terhadap maut, padahal maut tunduk terhadap Allah, maka apa tidak sepantasnya manusia itu lebih tunduk lagi kepada Penguasa maut?
Bukalah lembaran sejarah hidup-mu kembali, menolehlah ke belakang, lalu tanyakan, apa yang telah saya lakukan untuk hari kemudian?
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendak-lah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhi-rat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. 59:18)
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka)?” (QS 57:16)
Al Fudhail ibnu ‘Iyadh, ketika mendengar seseorang membaca ayat ini dia berkata, “Benar wahai Rabb, kini sudah saatnya (untuk tunduk)!”. Beliau lalu bertaubat dari pekerjaannya sebagai pembegal, lalu Allah mengaruniakan kepada beliau ilmu. Marilah masing masing kita menjawabnya! Wallahu a’lam bish shawab.

Senin, 28 Maret 2011

Sepuluh Nasihat Rasulullah SAW kepada Fatimah Az-Zahra

Ada 10 nasihat rasulullah kepada fatimah kepada putrinya, Fatimah Az-Zahra binti Rasulillah SAW. Sepuluh nasihat yang beliau sampaikan merupakan mutiara yang termahal nilainya, khususnya bagi setiap istri yang mendambakan keshalehan. Nasihat atau wasiat tersebut adalah :
1. Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya kelak Allah tetapkan baginya kebaikan dari setiap biji gandum yang diadonnya dan juga Allah akan melebur kejelekan serta meningkatkan derajatnya.
2. Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah akan menjadikan antara neraka dan dirinya tujuh tabir pemisah.
3. Wahai Fatimah! Sesungguhnya seorang yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan kemudian mencuci pakaiannya maka Allah akan tetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.
4. Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yang membantu kebutuhan tetangganya, maka Allah akan membantunya untuk dapat minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.
5. Wahai Fatimah! Yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridha kepadamu, maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai Fatimah, kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.
6. Wahai Fatimah! Di saat seorang wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah tetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika seorang wanita merasa sakit akan melahirkan, maka Allah tetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan Allah. Di saat seorang wanita melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika ia dilahirkan dari kandungan ibunya. Di saat seorang wanita meninggal ketika melahirkan, maka tidak akan membawa dosa sedikitpun. Di dalam kubur akan mendapat taman indah yang merupakan bagian dari taman surga. Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala sribu orang yang melaksanakn ibadah haji dan umrah dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.
7. Wahai Fatimah! Di saat seorang istri melayani suaminya selama sehari semalam dengan rasa senang dan ikhlas, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya pada hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Allah pun akan memberikan kepadanya pahala seratus kali ibadah haji dan umrah.
8. Wahai Fatimah! Di saat seorang istri tersenyum di hadapan suaminya maka Allah akan memandangnya dengan pandangan penuh kasih.
9. Wahai Fatimah! Disaat seorang istri membentangkan alas tidur untuk suaminya dengan rasa senang hati, maka para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.
10. Wahai Fatimah! Disaat seorang wanita meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, maka Allah akan memberi minuman arak yang dikemas indah kepadanya, yang didatangkan dari sungai-sungai surga. Allahpun akan mempermudah sakaratul maut baginya, serta menjadikan kuburnya bagian dari taman surga. Allahpun menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shiratal-mustaqim dengan selamat.

Jumat, 25 Maret 2011

Download Lagu

Buat ente-ente yang suka dengerin musik aliran sabarang kayak ana, nich ana kasih :

Judul Lagu :
  1. Qasidah Ya Baitil Haram "Wafiq Azizah"
  2. Hamawi Ya Mis Mis "Wafiq Azizah"
  3. Sometimes Love Just Ain't Enough  " Patty Smith and Don Hanley"
  4. From This Moment On  "Shania Twain"
  5. I Swear 
  6. "All For Love"  Bryan Adam
  7. Jang Harap Beta Lai 'Lagu Ambon"
  8. Kadera Pengantin 
  9. Kolak Sarabi "Lagu Minang"
  10. Ashabul Kahfi "Raihan"
  11. Gambus Ambon "Buru Ka Manipa"
  12. Ching Ai Ching Ai  "Raihan"
  13. Hasbi Rabbi
  14. Assalamu'alaikum   "Raihan"  
  15. Muhammad Nabiku "Hadad Alwi [download]
  16. Marhaban Ya Ramadhan "Hadad Alwi dan Sulis [download]
  17. I Wanna Take It Forever Tonight [download]
  18. Pagar Makan Tanaman "Mansyur S" [download]
silahkan didownload, GPB (ngak pake bayar) heheheheee.......

From This Moment On "Shania Twain"

From this moment life has begun
From this moment you are the one
Right beside you is where I belong
From this moment on
From this moment I have been blessed
I live only for your happiness
And for your love I'd give my last breath
From this moment on
I give my hand to you with all my heart
Can't wait to live my life with you, can't wait to start
You and I will never be apart
My dreams came true because of you
From this moment as long as I Iive
I will love you, I promise you this
There is nothing I wouldn't give
From this moment on
You're the reason I believe in love
And you're the answer to my prayers from up above
All we need is just the two of us
My dreams came true because of you
From this moment as long as I live
I will love you, I promise you this
There is nothing I wouldn't give
From this moment
I will love you as long as I live
From this moment on

Kamis, 17 Maret 2011

Warna Agama “Chinese Art and Greek Art”

Rasul pernah berkata, “Ada orang-orang yang melihatku
di dalam cahaya yang sama seperti aku melihat mereka.
Kami adalah satu.
Walau tak terhubung oleh tali apapun,
walau tak menghafal buku dan kebiasaan,
kami meminum air kehidupan bersama-sama.”
Inilah sebuah kisah
tentang misteri yang tersimpan:
Sekelompok Tiongkok mengajak sekelompok Yunani
bertengkar tentang siapa dari mereka
adalah pelukis yang terhebat.
Lalu raja berkata, “Kita buktikan ini dengan debat.”
Tiongkok memulai perdebatan.
Tapi Yunani hanya diam, mereka tak suka perdebatan.
Tiongkok lalu meminta dua ruangan
untuk membuktikan kehebatan lukisan mereka,
dua ruang yang saling menghadap
terpisah hanya oleh tirai.
Tiongkok meminta pada raja
beberapa ratus warna lagi, dengan segala jenisnya.
Maka setiap pagi, mereka pergi
ke tempat penyimpanan pewarna kain
dan mengambil semua yang ada.
Yunani tidak menggunakan warna,
“warna bukanlah lukisan kami.”
Masuklah mereka ke ruangannya
lalu mulai membersihkan dan menggosok dindingnya.
Setiap hari, setiap saat, mereka membuat
dinding-dindingnya lebih bersih lagi,
seperti bersihnya langit yang terbuka.
Ada sebuah jalan yang membawa semua warna
menjadi ‘warna tak lagi ada’. Ketahuilah,
seindah-indahnya berbagai jenis warna
di awan dan langit, semua berasal dari
sempurnanya kesederhanaan matahari dan bulan.
Tiongkok telah selesai, dan mereka sangat bangga
tambur ditabuh dalam kesenangan
dengan selesainya lukisan agung mereka.
Waktu raja memasuki ruangan, terpana dia
karena keindahan warna dan seluk-beluknya.
Lalu Yunani menarik tirai yang memisahkan ruangan mereka.
Dan tampaklah bayangan lukisan Tiongkok dan semua pelukisnya
berkilauan terpantul pada dindingnya yang kini bagaikan cermin bening,
seakan mereka hidup di dalam dinding itu.
Bahkan lebih indah lagi, karena
tampaknya mereka selalu berubah warna.
Seni lukis Yunani itulah jalan sufi.
Jangan hanya mempelajarinya dari buku.
Mereka membuat cintanya bening, dan lebih bening.
Tanpa hasrat, tanpa amarah. Dalam kebeningan itu
mereka menerima dan memantulkan kembali
lukisan dari setiap potong waktu,
dari dunia ini, dari gemintang, dari tirai penghalang.
Mereka mengambil jalan itu ke dalam dirinya,
sebagaimana mereka melihat
melalui beningnya Cahaya
yang juga sedang melihat mereka semua.

Rabu, 09 Maret 2011

Gado-Gado

Buat anda yang sedang stress boleh coba cerita lucu di sini.  atau ingin menambah koleksi cerita dewasa boleh coba di sini, atau ingin meliat-liat sesuatu coba di sini atau ingin mendowload film-film kesukaan anda coba di sini. dijamin anda akan puas. hehehee..Silahkan menikmati.

Gong Perdamaian

"Gong perdamaian, begitu disebut terletak di pusat Kota Ambon, tepatnya di depan Pos Kota. Gong perdamaian diresmikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu.

Di sekitar gong perdamaian dunia dibangun taman yang indah yang melambangkan bahwa perdamaian itu indah dan wajib dijaga. ditempakannya gong perdamaian di Maluku menunjukkan bukti bahwa masyarakat Maluku sangat mencintai perdamaian, dan ini sesungguhnya menjadi simbol peringatan kepada generasi akan datang atas tragedi kemanusiaan yang melanda beberapa tahun lalu, bahwa konflik tidaklah membawa kebahagiaan kepada satu kelompok atau golongan melainkan kesengsaraan kepada seluruh masyarakat Maluku. olehnya itu, keharmonisan hubungan diantara sesama orang basudara di Maluku wajib dijaga dan dijunjung tinggi.

Berdirinya Gong Perdamaian juga membawa berkah kepada sebagian pedagang asongan yang menjajakan jualannya di sekitar gong perdamaian, dimana setiap malamnya banyak pengunjung yang datang sekedar menikmati malam di sekitar Gong Perdamaian, walhasil, jadilah Gong Perdamaian salah satu objek yang menarik untuk dikunjungi oleh anda yang ingin ke Kota Ambon.