Selamat Datang

"Dunia adalah ladang untuk kampung akhirat"

Himbauan

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Tulisan dalam blog ini boleh dicopy-kan dan disebarkan, karena tulisan ini sebenarnya juga diambil dari banyak sumber yang terdapat di dunia Maya dan beberapa tulisan penulis sendiri. selama niatnya untuk mengajak kepada yang ma'ruf dan menolak segala kejahatan maka selama itu pula pahala bagi orang-orang yang menyebarkannya.

"Fastabiqul Khairat"

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
(al-Imran 3:104)

Jumat, 04 Mei 2012

BELAJAR SYUKUR

Apa yang kulihat dari mereka adalah sebuah keikhlasan, ketulusan, kebahagiaan, dan syukur tanpa syarat menjalani hidup karena-Nya. Awalnya apa yang kulihat seperti biasa-biasa saja, perlahan semakin aku coba memahami sebenarnya pesan apa yang sedang Tuhan sampaikan kepadaku.
Pertemuan yang beberapa kali, akhirnya Dia membukakan hatiku untuk membaca, hembusan syukur yang kali ini harus semakin aku panjatkan kepada-Nya. Pertemuan dengan mereka sungguh bukan sesuatu yang kebetulan, tapi inilah skenario indahku dari-Nya.
Bertemu dengan mereka adalah sesuatu yang sangat indah bagiku. Meski terik memancar, medan yang tak bersahabat, hujan yang terus mengguyur, dan memikul beban yang berat kaki mereka terus melangkah.
Padahal belum tentu seberapa hitungan uang yang akan mereka dapatkan, tetapi wajah polos seakan menggambarkan kesabaran mereka. Makan siang hari, bisa jadi ketika sore atau malam mereka kembali kelaparan.
Bukan mereka yang memilih, tapi takdir Tuhan berkata lain. Hidup adalah sebuah perjuangan menuju hasil, biarlah orang lain berkata apa karena sesuap nasi lebih berarti bagi mereka, malam pun entah nyaman atau tidak bagi istirahat mereka.
Meski tak mengenal bangku sekolah, namun mereka tampak ikhlas mempelajari kalam Ilahi lewat alam, meski hari tidak selalu menentu dan tidak bersahabat dengannya, namun langkah kaki kecilnya akan terus bersa’i.
Keikhlasan yang membentang dalam hatinya seakan membuat semuanya baik-baik saja, sesekali senyumannya menandakan syukur mereka bahwa hidup adalah suatu anugerah. Seandainya saja aku mampu, merangkul mereka adalah sebuah kebahagiaan terbesarku.
Bagaimana tidak, ternyata bukan hanya satu atau dua yang pernah bertemu denganku. Tapi entahlah, semuanya seakan-akan menjadi sebuah pesan dari-Nya untukku. “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (Q.S. Al-Baqarah 2:152).
Seandainya aku berada dalam posisi mereka, masih sanggupkah aku menjalani hidup? Saat matahari mulai terbit, berangkat sekolah diganti dengan melangkah menyusuri setiap jalan, satu persatu dipunguti dan dikumpulkan dalam sebuah karung. Diganti dengan dua buah beban yang berat di pundak. Ditemani ibu atau ayah mencari sesuap nasi dengan harapan dapat membuat mereka selalu semangat di perjalanan.
Melihat mereka, hatiku seperti teriris-iris. Bagaimana aku tidak menitikan air mata melihat mereka, karena aku belum bisa memberikan apapun.
”Apa yang kakak lihat memang tidak kakak rasakan, tapi kakak sayang kalian. Baik-baik ya malaikat-malaikat kecilku, tetaplah teguh pada perjalanan hidupmu. Biarlah tidak hebat di mata manusia, tapi kakak doakan kalian agar menjadi orang-orang hebat di mata Allah. Dan kalian adalah orang-orang hebat di mata kakak, karena kalian membuat kakak semakin belajar mensyukuri sesuatu. Tetap semangat jalani hidupmu, karena darimu kakak belajar menghargai hidup, belajar menghargai orang tua, juga belajar menghargai semua orang.”
Aku menjadi mengerti, bahwa tanpa mereka kehidupanku tidak akan menjadi sesuatu yang indah. Karena dari merekalah aku semakin sering belajar mensyukuri hidup. “Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (QS. Huud 11:7).
Jadi, bukan dari harta yang dimiliki Allah menilai kita, tapi dari amal perbuatan kita selama berada di dunia. Bagaimana cara kita menjaga semua titipan dari-Nya. Semakin terdorong bahwa ini adalah tugasku merubah kehidupan malaikat-malaikat itu menjadi lebih baik. Maka bukan hanya diam, tapi berusaha. Aku yang melihat, tugasku adalah berdoa dan menjadi seseorang yang termasuk kedalam orang yang mampu merubah kehidupan mereka menjadi lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar